Senin, 02 Mei 2016

Pendidikan Kita Hari Ini

Semua anak itu jenius. Tetapi jika kau menilai ikan dari caranya memanjat pohon maka seumur hidup ia akan dianggap bodoh"

- Albert Einstein -

Kutipan sang penemu teori relativitas yang selaras dengan pendidikan kita hari ini, dimana anak yang dinilai pintar hanyalah anak yang mendapat peringkat satu dikelas atau yang memiliki nilai matematika yang tinggi. Atau bahkan anak yang dinilai pintar hanyalah anak yang mengambil kelas IPA (Ilmu Pengetahuan Alam).

Saat ini terlalu banyak siswa dan siswi kita yang mengeluh karena sistem pendidikan kita yang menurut sebagian besar pelajar sedikit "Menekan" mengapa? Karena pendidikan kita hari ini yang lebih mengutamakan belajar, belajar, dan belajar tanpa memperdulikan kondisi psikis para pelajar. Misalnya saja, saat ini jam pelajaran di sekolah bertambah banyak dengan adanya "lintas minat" sedangkan jam istirahat di kurangi. Tahukah kita, contoh kecil tersebut merupakan bagian dari kesenjangan pendidikan? Contoh yang lain adalah jika anak yang mengambil jurusan IPA ( Ilmu Pengetahuan Alam) dapat mendaftar di semua jurusan jika masuk perguruan tinggi sedangkan anak yang mengambil jurusan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) hanya terbatas pada jurusan yang berkaitan saja. Bukankah fakta tersebut adalah juga bagian dari kesenjangan pendidikan?

Belum lagi masalah klasik dunia pendidikan kita yang kian tahun kian marak terjadi bahkan sudah dianggap sebagai hal yang lumrah bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, terdapat siswa atau siswi yang bersikap tidak sopan kepada gurunya. Mengapa? Hal tersebut berkaitan dengan  sistem yang menjauhkan campurtangan agama dalam kehidupan.

Agama hanya dijadikan sebatas pengetahuan dan aturan ritual belaka. Dimana seluruh aturan hidup dibuat berlandaskan keterbatasan akal manusia semata. Akibatnya banyak peserta didik kita yang tidak peduli bahkan tidak tahu menahu tentang tujuan dari pendidikan nasional. menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Hal tersebut terjadi bukan karena sistem kita yang salah, bukan karena sistem kita yang tidak baik, tapi bagaimana cara kita belajar pendidikan agama yang baik serta bagaimana cara kita menciptakan lingkungan yang positif bagi para calon generasi emas kita, generasi muda Indonesia berbakat.

Selamat Hari Pendidikan Nasional
Stop Kesenjangan Pendidikan.

Kendari, Sulawesi Tenggara.