Ditulis dan dipublikasikan pertama kali di kantor bahasa Provinsi Sulawesi tenggara dalam Festival komunitas sastra se - kota Kendari
Juni, 1995
Lelaki paruh
baya itu
Membeli
berbidang – bidang tanah
Menaburkan
sejumlah rupiah diatas sengketa
Menciptakan
sebuah mahakarya kokoh lagi megah
Yang berdiri
tegak mencakar langit Dunia
Mencakar
langit sulawesi tenggara
Kini,
Era Soeharto
tlah berakhir
Tergantikan
oleh reformasi yang setengah demokrasi
Tetapi lihatlah
lelaki paruh baya itu berhenti
Berhenti
melanjutkan bangunan itu
Lalu mereka,
Mereka hanya
mampu memicingkan mata
Menerka –
menerka merenggut keperawaan sembari merusak
Tubuh
bangunan itu lalu mereka menyebutmu
Bangunan tak
bertuan
Lelaki itu?
Lari, lari
dengan bayangan tanah bersengketa
Dalam hati
betapa inginnya dia
Mengembalikan
keperawananmu
Tetapi
seluruhnya sudah terlanjur
Kau sudah di
Indonesiakan oleh mereka
Karena
kaulah yang kini kami kenal Indonesia
Kendari, Sulawesi Tenggara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar