Sabtu, 16 Januari 2016

Sajak Bangunan Tak Bertuan


Ditulis dan dipublikasikan pertama kali di kantor bahasa Provinsi Sulawesi tenggara dalam Festival komunitas sastra se - kota Kendari


Juni, 1995
Lelaki paruh baya itu
Membeli berbidang – bidang tanah
Menaburkan sejumlah rupiah diatas sengketa
Menciptakan sebuah mahakarya kokoh lagi megah
Yang berdiri tegak mencakar langit Dunia
Mencakar langit sulawesi tenggara

Kini,
Era Soeharto tlah berakhir
Tergantikan oleh reformasi yang setengah demokrasi
Tetapi lihatlah lelaki paruh baya itu berhenti
Berhenti melanjutkan bangunan itu

Lalu mereka,
Mereka hanya mampu memicingkan mata
Menerka – menerka merenggut keperawaan sembari merusak
Tubuh bangunan itu lalu mereka menyebutmu
Bangunan tak bertuan

Lelaki itu?
Lari, lari dengan bayangan tanah bersengketa
Dalam hati betapa inginnya dia
Mengembalikan keperawananmu
Tetapi seluruhnya sudah terlanjur
Kau sudah di Indonesiakan oleh mereka
Karena kaulah yang kini kami kenal Indonesia



Kendari, Sulawesi Tenggara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar