Hembusan angin malam ramadhan
Menampar lembut
Dingin. Menghangatkan
Menyadarkan diri ini pada penghambaan sesungguhnya
Hembusan angin malam ramadhan
Menyeruakkan bau tanah
Membawa ragaku bernostalgia ketika bulan bertengger tepat di atas kuburanmu
Menyaksikan tangis - tangis yang kian larut kian pecah
Sambil menatap nanar
Satu lagi keluarga terluka akibat kehilangan
Satu lagi mahluk tuhan kembali menjadi tanah
Malam lebaran yang katanya bulan bertengger tepat diatas kuburan
Kini tidak lagi
Tergantikan ribuan lantunan puji - pujian kepada pemilik semesta
Tergantikan air mata yang mengering dipelupuk mata
Tak ada lagi bulan diatas kuburan
Tidak ada lagi daun yang jatuh berguguran
Tak ada lagi pelupuk mata yang basah
Tak ada lagi hembusan nafas berat
Tidak, tidak ada lagi
Sang pengarang malam lebaran pun telah lama menjadi tanah
Diatas kuburannya pun tidak ada bulan
Tidak, tidak ada lagi
Seluruhnya luruh ke pusat bumi
Menimbun luka
Jika bulan tak lagi diatas kuburan
Untuk apa meratapi kepergian?
Ketika bulan sudah tidak lagi diatas kuburan
Ponggolaka, Sulawesi Tenggara
Masya Allah. Insya Allah, kita akan dipertemukan kembali dengan orang yang kita cintai. Aamiin.
BalasHapusMasih menunggu tulisanmu berikutnya, Indah
BalasHapus