Minggu, 07 Februari 2016

Miskin di negeri sendiri

Ditulis dan dipublikasikan pertama kali pada event "Sajak - Sajak Anak Negeri Indonesia bersajak 2016 tingkat nasional"

Palang – palang tanda larangan parkir
Yang berdiri anggun ditengah hiruk pikuk jalan raya
Tak kau indahkan

Sampah – sampah yang rupa dan baunya
Menyengat hingga ke istana negara tak kau hiraukan
Karena miskin di negeri sendiri

Anak sekolah semakin malas karena dihantui
Oleh sistem yang mengerikan
Semakin bodoh karena dibodohkan
Oleh sistem yang menyesatkan
Dibebani melebihi batas kemampuannya
Bahkan Tuhan melalui ayat – ayatnya
Tak berani membebani hambanya
Kini kau berani menantang Tuhan
Karena miskin di negeri sendiri

Pelacur – pelacurmu
Bersandiwara dibalik kerudungnya
Membuat layu kembang yang mekar di dada dan pahanya
Kau lumat habis seluruhnya lalu dengan mudahnya kau bayar
Dengan apel merah Washington yang membuatnya histeris
Menggema hingga menyelinap masuk ke senayan
Karena miskin di negeri sendiri

Kemiskinan demi kemiskian
Berganti dengan kemiskinan – kemiskinan yang baru
Akibat kabut asap yang masih betah tinggal bersamamu
Menyesakkan dada dan menyempitkan paru – paru
Karena miskin di negeri sendiri

Kau sumbat hidungmu
Kau cuci tanganmu dengan uang
Kau butakan matamu dengan emas dan tembaga
Lalu kau jual seluruhnya setelah kabut asap hilang lalu pergi

Karena kau takut miskin
Maka pelacur – pelacurmu juga kau jual
Hingga ke luar negeri dengan harga murah bahkan
Lebih murah dari harga sebungkus rokok yang kau guankan
Untuk membuat kabut asap
Karena miskin di negeri sendiri

Berhasil mendatangkan kutukan demi kutukan dari Tuhan
Karena miskin di negeri sendiri
Membuat matahari tak mau terbit di pelupuk matamu

Karena miskin di negeri sendiri

 

Sulawesi Tenggara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar