Entah apa ini
Semburat panas mengaliri setiap senti tubuh ini
Membuat kaca di mataku retak nyaris pecah
Entah apa ini
Dingin menyeruak ke dalam nadi
Menembus batas - batas hingga sampai terasa di telapak tangan mungilku
Entah apa ini
senyum yang sejatinya selalu merekah disudut bibirku tak sanggup memerintahkan syaraf di otakku untuk membuatnya
Entah apa ini
Rasa nyeri lagi perih menyelimuti perasaan yang amat dalam bagi pemiliknya
Entah apakah ini
Rasa sakitkah?
Cemburukah?
Bencikah?
Atau entah apalah namanya
Sejenak aku merasa terjebak didalam jiwa orang yang tak kukenali
Bermain peran menjadi dirinya
Berusaha keluar dari rasa yang menyesakkan
Ataukah ini benar diriku?
Diri yang tak tahu menghargai dirinya
Berani mengambil langkah
Menumbuhkan seperempat kecambah di hati dan kebahagiaan sahabtnya
Tahukah kau wahai hati?
Tak bisakah kau memilih
Kepada siapa kau akan menumbuhkan kecambah ini?
Tak bisakah kau mengerti situasinya?
Tak bisakah kau memikirkan segala sesuatunya?
Oh rupanya hati tak pernah salah
Kecambah tak pernah tumbub di tanah gersang
Duri tak pernah terlihat di batang teratai
Air asin tak pernah menjadi air tawar
Matahari tak pernah menjadi bulan
Dan kau
Tak akan pernah menjadi bagian dari seperempat hatiku
Mungkin nanti sampai kau menjadi orang lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar