Sabtu, 26 Desember 2015

Menelaah pesona kehidupan jin dan manusia

Fenomena klasik yang terjadi di masyarakat saat ini adalah "kesurupan" sebagaimana tak jarang beberapa media massa di negeri kita menyiarkan berita kesurupan atau kemasukan setan. Bahkan salah satu penyebab Indonesia tidak menjadi negara maju sejak diproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah karena kepercayan animisme yang berkembang di Indonesia. Bahkan para Wali Songo pahlawan penyebar Islam di tanah Jawa memadukan paham animisme dan ajaran Islam dengan niat agar mudah diterima di kalangan masyarakat kala itu. Lantas, mengapa kesurupan atau kemasukan setan sering terjadi di negeri kita?

Ditinjau dari segi kebudayaan, Indonesia terdiri atas berbagai macam keanekaragaman budaya yang mana tidak sedikit bahkan hampir seluruh kebudayaan yang ada di Indonesia telah bercampur baur dengan paham animisme. Jika kita menelaah lebih dalam, lahirnya negara Indonesia dilatar belakangi oleh kepercayaan - kepercayaan animisme dari nenek moyang kita terdahulu yang masih melekat hingga sekarang meski saat ini kita berada di era modern. Sedikit contoh tradisi aluk todolo masyarakat suku Toraja di kabupaten Mamasa atau Tradisi dan ritual mayat berjalan yang melibatkan jin dalam ritual tersebut.

Ilmu psikologi juga memberikan penjelasan tentang kesurupan :

1) Keadaan disosiasi, saat seseorang seakan terpisah dari dirinya;

2) Hysteria , saat seseorang tidak dapat mengendalikan dirinya, Sebagaimana dikisah dalam sebuah hadist

Seorang wanita mendatangi Nabi dan ia berkata: “Sesungguhnya aku sering pingsan dan auratku terbuka, maka tolong berdo’a pada Allah untukku! Jawab Nabi : jika kamu bersabar maka bagimu adalah surga, namun jika engkau tetap berkehendak untuk dido’akan, aku akan berdo’a pada Allah agar menyembuhkanmu. Jawab wanita tersebut: aku memilih sabar. Namun tolong berdo’a pada Allah agar auratku tidak terbuka. Maka Nabi berdo’a untuknya"

3) Split personality , saat pada diri seseorang tampil beragam perilaku yang dimunculkan oleh “pribadi” yang berbeda. Penjelasan ini seringkali mengalami benturan dengan kenyataan-kenyataan budaya.

Firman Allah dalam Q.S. Adz - zariyat : 56

Dan tidak aku ciptakan jin dan manusia selain untuk beribadah kepadaku

Sebagaimana firman Allah tersebut dapat kita ketahui bahwa Allah S.W.T. tidak hanya menciptakan manusia sebagai mahluk tetapi juga jin. Dan dari ayat tersebut dapat kita ketahui bahwa jin dan manusia memiliki tugas yang sama yakni untuk beribadah kepada Allah. Selain beribadah jin dan manusia juga memiliki kesamaan lain seperti memiliki kebutuhan biologis yakni : makan, memiliki tempat tinggal, berbicara, dan memiliki keturunan sebagaimana sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Ubai bin Ka’abt

Dari Ubay bin Ka’abt menceritakan bahwa ia mempunyai sebaskom kurma namun selalu berkurang. Pada suatu malam ia mencoba menjaganya tiba-tiba muncul seekor binatang sebesar anak remaja. Maka ia memberi salam kepadanya, lalu binatang tersebut menjawab salamnya. Ubay bertanya: siapa kamu? Jin atau manusia? Jawabnya: bukan manusia akan tetapi Jin. Ubay berkata: coba perlihatkan tanganmu kepadaku! Maka ia memperlihatkan tangannya kepada Ubay, tangan mirip tangan anjing dan berbulu mirip bulu anjung pula. Ubay berkata lagi: seperti inikah bentuk ciptaan jin? Jawabnya: sesunggunya para jin tahu bahwa di tengah-tengah mereka ada yang lebih mengerikan dari pada aku. Ubay bertanya: kenapa kamu datang kesini? Jawabnya: kami mendengar bahwa kamu orang yang suka bersedekah, kami kesini karena ingin mendapat bagian dari makananmu. Ubay bertanya: apa yang dapat menjaga kami dari gangguan kalian? Jawabnya: ayat yang terdapat dalam surat Al Baqorah (ayat Kursi). Barangsiapa yang membacanya di sore hari maka ia terjaga dari kami sampai pagi hari. Barangsiapa yang membacanya di pagi hari maka ia terjaga dari kami sampai sore hari. Besok paginya Ubay mendatangi Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam dan menceritakan perihal tersebut kepadanya. Jawab Rasulullah : Sikeji itu telah jujur

Dari hadist diatas dapat pula kita ketahui bahwa jin dapat berinteraksi dengan manusia. Selain kesamaan tersebut jin dan manusia juga memiliki kesaamaan lain yaitu terdiri atas golongan yang beriman dan kafir sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al - Jin : 14

Dan di antara kami ada yang islam dan ada yang menyimpang dari kebenaran. Siapa yang islam, maka mereka itu telah memilih jalan yang lurus

Lalu, bisakah jin masuk ke dalam tubuh manusia?

Sebagaimana sabda Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam

“Sesungguhnya setan itu berjalan dalam tubuh manusia  seperti mengalirnya darah"

Dan perkataan Imam Ibnu Baththoh dalam kitab monumental beliau“Al Ibaanah”:

Bab yang kelima belas; Bab beriman bahwasesungguhnya setan itu diciptakan untuk mempengaruhi anak Adam, ia berjalan dalam tubuh mereka sepanjang aliran darah, kecuali orang yang dijaga oleh Allah dari gangguannya. Barangsiapa yang mengingkari hal itu maka ia termasuk dari kelompok-kelompok yang binasa”

Berkata Abdullah bin Ahmad bin Hambal:

“Aku berkata kepada ayahku: ada orang-orang yang berpendapat bahwa jin tidak mungkin masuk kedalam bandan orang yang kesurupan dari golongan manusia! Beliau menjawab: wahai anakku! Mereka itu telah berdusta, (buktinya) jin itu berbicara melalui lisan orang tersebut”

Jika ada yang bertanya bagaimana cara jin masuk kedalam tubuh manusia? Jawabanya: hal itu sangat mungkin menurut akal, bahkan ada contoh-contoh nyata dalam alam ini. Seperti air mengalir dalam batang dan urat tumbuhan, air dan makanan yang mengalir dalam tubuh manusia, dan arus listrik mengalir melalu kabel. Semikian pula setan mengalir dalam tubuh manusia seperti mengalirnya darah.

Apa saja jenis jin yang suka masuk kedalam tubuh manusia?

Jenis-jenis jin yang biasa masuk kedalam tubuh manusia:

1. Jin pembantu tukang sihir, ia masuk kedalam tubuh manusia atas perintah tukang sihir untuk  menyakiti seseorang. Jin tersebut berkerja sama dengan tukan sihir/ dukun, dimana sebelumnya pesihir/ dukun tersebut telah mempersembahkan kepada jin tersebut sesuatu dari ibadah.

2. Jin yang suka pada seseorang, yakni jin yang tertarik kepada seseorang karena kecantikannya atau kegantengannya. Oleh sebab itu kita dianjurkan ketika membuka pakaian atau tatkala masuk kamar mandi dan WC membaca do’a-do’a yang telah diajarkan oleh Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam.

3. Jin nakal yang suka menggangu manusia. Jin juga bersifat suka menggangu seperti sebahagian manusia suka menggangu manusia lain. Alasan menggangu bermacam-macam seperti alasan manusia menggangu manusia lain. Bisa jadi karena beda keyakinan, karena dengki, hasad atau hawa nafsu jahat lainnya.

4. Jin yang ingin balas dendam terhadap seseorang yang dengan tidak sengaja pernah menyakiti jin tersebut atau salah seorang dari kerabatnya.

Sebagai generasi muda Indonesia yang bertanggung jawab penuh atas bangsa ini sudah sepatutnya kita menghilangkan kepercayaan animisme secara perlahan - lahan dan dengan cara damai. sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa ajaran animisme lebih banyak menjerumuskan pada kesyirikan. Bukankah Allah tidak akan mengampuni dosa syirik? Sebagaimana Firman-Nya dalam Q.S. An - nisa : 48

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya

Jadi wajar saja bangsa ini dikutuk oleh Tuhan sebab kita sendiri yang membiarkan diri kita terjerumus dalam dosa yang tidak akan diampuni. Kemudian Allah berfirman dalam Q.S. An - nisa : 199 - 120

“Dan saya benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan menyu­ruh mereka memotong telinga binatang ter­nak, lalu mereka benar-benar memotong­nya, dan akan saya suruh mereka, lalu mereka benar-benar mengubah ciptaan Allah. Ba­rang­siapa yang menjadikan setan sebagai pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia men­de­rita kerugian yang nyata. Setan itu memberi­kan janji-janji kepada mereka dan membang­kitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal setan itu tidak menjanjikaKepada mereka selain dari tipuan belaka.”

Masihkah kita berpaling dari peringatan Allah? Selain menghargai jasa para pahlawan, bangsa yang besar juga bangsa yang menjalankan nilai - nilai ketuhanan seutuhnya sebagaimana yang tercantum dalam pancasila sila pertama "Ketuhanan yang maha esa"

Maha benar Allah dengan segala firmannya

Kendari, Sulawesi Tenggara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar