Minggu, 06 Desember 2015

Sajak Perasaan

Jalur lintas laut Kendari - BauBau

Untukmu, lelaki yang lebih dulu hidup dariku
Lebih mengerti makna perasaan yang sebenarnya
Wahai, bukankah perasaan itu buta?
Dia tidak pernah diberi wewenang oleh tuhan untuk melihat
tetapi dia mampu merasakan
Wahai, bukankah setiap ciptaan tuhan punya perasaan? Setidaknya merasakan betapa manis mencumbui tuhan diatas sajadah
Sambil bersimpuh bergetar bercucuran air mata
Lantas bagaimana dengan perasaanku ini? Salahkah?
Hei kau lelaki yang lebih dulu hidup dariku
Kau bahkan lebih tua dariku
Bisakah kau menjawab?
Wahai, lihatlah wajah kekanak - kanakan ini
Belum pantas dilukai oleh tajamnya mata pisau perasaan
wahai, otakku bahkan bekerja dua kali tiga kali bahkan seratus kali lebih
bisa mengerti dan memaknai
Setiap jengkal waktu yang diberi tuhan hanya untuk menatap wajah dewasa itu
Tetapi wahai hati yang menghatikan
Perasaan yang merasa
Makna yang memaknai setiap yang sulit dimaknai
Dan hei kau lelaki yang lebih dulu hidup dariku
Kita adalah dua keping perasaan
Dengan makna yang berbeda

Tanah Wolio
2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar