Selasa, 29 Desember 2015

Sajak Cerita

Subuh, pukul 04.00

Cerita tentang gadis kecil
Yang hidup ditengah pahitnya kehidupan
Yang lahir ditengah ego dan amarah

Yang tumbuh ditengah tengah
Dosa ibu bapaknya
Ditengah kehidupan suram
Masa lalu keluarganya

Jam dinding bahkan tak mau
Jika tuhan memerintahkan
Bertukar hidup dengan gadis itu

Hingga akhirnya dia mulai mengerti
Dengan pemahaman yang berbeda
Dari pemahaman pemahaman yang ada

Pemahaman yang membawanya
Merasakan rasa yang seharusnya
Belum pantas ia rasakan

Pagi, pukul 07.00

Rasa yang sama sekali tidak
Tidak ingin ku rasakan lagi
Sejak empat tahun silam

Rasa yang sungguh
Datang tanpa aba - aba
Datang tanpa persiapan
Sejak empat tahun silam

Kini rasa itu memasuki tahun lanjutan
Tahun yang lebih banyak sakit
Lebih banyak sesak
Lebih banyak tangis
Sejak empat tahun silam

Memasuki tahun lanjutan
Yang penuh sayatan cerita
Atas rasa sakit yang menyesakkan

Seluruhnya lebih terasa saat ini
Karena rasa itu telah memasuki
Tahun terakhir, tahun perpisahan
Berpisah dan akhirnya habis. Hilang.

Siang, pukul 12.00

Cerita tentang rasa yang hilang
Yang menyesakkan
Yang meluluh lantahkan air mata
Yang membunuh seluruh kepekaan

Kini tergantikan
oleh cerita sekeping kebahagiaan kecil
Dari gadis yang bertambah
satu usianya

Kini sang gadis tumbuh
bak ilalang Yang liar
tetapi tetap pada jalur agamanya
Yang kuat bak batu karang
Di bibir pantai Batu gong

Mengecap pahitnya topeng
Panggung sandiwara
Mengecap manisnya Kata - kata puitis
Sang ahli di panggung bertirai hitam

Kini ia terlahir kembali
Dengan kesempatan baru
Dengan pemahaman hidup baru
Dengan kematangan yang baru
Dengan kebahagiaan yang baru, dan
Dengan rasa yang baru

Sore, pukul 14.00

Seperti keajaiban
Cerita tentang rasa yang baru bermunculan
Rasa yang berbeda dari rasa sebelumnya

Bertemu dan disaksikan
Penguasa dan penyair
Bersanding diatas panggung
Dan karpet biru

Bermain peran
Bermain kata
Menyantap santapan siang
Lalu bertemu tatap beberapa detik

Rasa yang baru itu
Membaca gerakan
Gadis yang duduk dengan anggunnya
Sambil tersenyum
pada setiap pasang mata

Rasa yang tak dapat ditukar
Rasa yang tak dapat ditahan
Rasa yang pada akhirnya
Bersemayam dalam dada gadis itu

Memekarkan mawar merah yang tumbuh di dadanya
Menyurutkan seluruh air matanya
Menyembuhkan seluruh luka di hatinya

Rasa yang baru itu
Mencintainya dan melumat habis
Seluruh rasa yang lalu
Dan rasa yang akan datang

Hingga akhirnya
Rasa yang baru itu
Mengakui seluruhnya
mengakui bahwa ia ingin memilikinya

Memiliki tubuhnya
Memiliki jiwanya
Memiliki raganya, dan
Memiliki segenap air matanya

Malam, Pukul 19.00

Cerita tentang siluet rasa
Rasa yang hilang
Datang
Kembali
Lalu pergi

Tanpa menetap
Tanpa bertahan
Tanpa tertanam
Pergi begitu saja

Gadis kecil itu
Kembali menangis
Bak dejavu
Ia seperti kembali ke pagi hari

Pagi yang membawanya
Pada kesedihan yang luar biasa
Pada rasa yang membuat hidupnya
Seperti mati, hambar, tanpa rasa

Seperti embun di pagi hari
Yang membawa jutaan bahkan ribuan
Janji - janji kehidupan yang layak

Rasa yang baru itu
Datang dengan sejuta daya tariknya
Menjadi penyemangat
Dengan milyaran kata rindu
Yang ia tuliskan disepucuk
pesan biru bercorak hitam dan putih

Gadis kecil itu terdiam
Menatap langit malam pergantian tahun
Lalu tertunduk

Samar - samar ia membayangkan
Wajah rasanya yang baru
Sambil berucap
Aku merindukanmu masa depanku

Aku merindukan seluruhnya
Kehidupan lama
Saat mengecap pahitnya topeng
Panggung sandiwara
Saat mengecap manisnya Kata - kata puitis sang ahli dari
panggung bertirai hitam

Gadis kecil itu sadar
Betapa banyak cerita yang ia rasakan
Betapa banyak luka yang ia tahu
Betapa banyak rasa yang sempat hadir
Betapa banyak air mata yang tumpah

Tubuh kecilnya sudah tak sanggup
Ia hanya bisa mengharap tuhan
Ia hanya bisa terbangun dimalam hari
Bertemu tuhan sang pemilik rasa
Seutuhnya

Bertemu tuhan di lima waktunya
Hanya untuk mengadu
Hingga akhirnya ia berhijrah
Menjadi gadis tanggung
Dengan milyaran daya tariknya

Dan di akhir cerita hidupnya
Ia bersumpah demi nama tuhan
Akan memperbaiki diri
Demi bisa menatap
Mata bening rasanya yang baru


Road to new years 2016
Kendari, Sulawesi Tenggara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar