Sore itu, Alun - alun kota kendari
Saya kehilangan air mata
Saya pun sejenak kehilangan rasa hambarnya kehidupan
Saya bahkan sepersekian detik sempat kehilangan jarak dengan Tuhan
Sejak bertemu denganmu
Sosok yang mengubah pandangan saya tentang perbedaan
sosok yang memunculkan sisi lain diriku hingga ke permukaan
Sejak bertemu denganmu
Sosok yang mengubah persepsi saya tentang arti ketuhanan
Sosok yang berhasil membawa saya keluar dari tatapan keji perbedaan
Lantas, apa makna pertemuan yang sebenarnya?
Bukankah pertemuan adalah siluet dari kehilangan?
Lantas, apa makna kehilangan yang sebenarnya?
Bukankah kehilangan adalah bentuk nyata dari meninggalkan?
Siapapun bahkan diri ini sendiri tidak dapat memungkiri
Tingginya benteng perbedaan dari kita?
Tidak kah kau berfikir bahwa rasa yang diberi Tuhan kepada kita bak darah yang mengalir hingga ke ubun - ubun?
Tidak kah kau beefikir betapa rindunya diri ini pada sosokmu?
Bahkan sesimpul senyum kecil dari dirimu mampu membuat darah di otakku mendidih lalu beku
Kau rindu suaraku?
Aku bahkan sejuta kali lebih rindu suara beratmu ketika pertama kali menjabat tanganku sore itu
Tak dapat ku pungkiri
Aku rindu suaramu
Aku rindu bicara padamu
Tapi kau memilih diam
Kau memilih pergi
Kau memilih lari
Dan pada akhirnya
Kau memilih aku untuk kehilangan seperempat hatiku
Kendari, Sulawesi Tenggara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar