Rabu, 16 Maret 2016

Malam jum'at yang berdebu

Burung gagak bertengger dengan anggunnya
menatap tajam dikejauhan
Tampak sebuah rumah yang tidak terlalu besar namun juga tidak terlalu kecil

Bohlam berwarna redup bak lampu diskotek yang hidup lalu mati bergantian tampak jelas terlihat melalui celah daun jendela

Burung gagak bertengger dengan anggunnya di dalam balutan malam jum'at yang berdebu
Menajamkan telinga mendengar
1001 kabar kematian didalam rumah yang tak terlalu besar namun juga tak terlalu kecil

Kematian akan moral
Kematian akan keperawanan di atas janji dan ikrar kepada Tuhan
Kematian akan rasa hormat kepada Orang tua

Burung gagak bertengger dengan anggunnya
Mengatupkan paruhnya seolah ingin menghardik hamba Tuhan tak tahu diri yang bersemayam didalam rumah yang tidak terlalu besar juga tak terlalu kecil

Menghardik kepada sang pemilik rumah yang dengan 1001 cara melempar perkakas rumah tangga tepat mengenai wajah kecil berlumuran dosa di antara dosa - dosa keluarganya

Tak tahan dengan seluruh panca indranya
Burung gagak dengan anggun menengadah ke langit lalu mengepakkan sayapnya pergi

meninggalkan rumah dengan segudang dosa yang tertanam di dalamnya
Membelah kepakatan dan kegelapan malam jum'at dengan jutaan partikel debu tanpa jeda
menyampaikan pesan kematian demi pesan kematian di pundaknya

Kendari, Sulawesi Tenggara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar