Selasa, 05 Juli 2016

Bulan Tidak Lagi Diatas Kuburan

Hembusan angin malam ramadhan
Menampar lembut
Dingin. Menghangatkan
Menyadarkan diri ini pada penghambaan sesungguhnya

Hembusan angin malam ramadhan
Menyeruakkan bau tanah
Membawa ragaku bernostalgia ketika bulan bertengger tepat di atas kuburanmu
Menyaksikan tangis - tangis yang kian larut kian pecah

Sambil menatap nanar
Satu lagi keluarga terluka akibat kehilangan
Satu lagi mahluk tuhan kembali menjadi tanah

Malam lebaran yang katanya bulan bertengger tepat diatas kuburan
Kini tidak lagi
Tergantikan ribuan lantunan puji - pujian kepada pemilik semesta
Tergantikan air mata yang mengering dipelupuk mata

Tak ada lagi bulan diatas kuburan
Tidak ada lagi daun yang jatuh berguguran
Tak ada lagi pelupuk mata yang basah
Tak ada lagi hembusan nafas berat

Tidak, tidak ada lagi
Sang pengarang malam lebaran pun telah lama menjadi tanah
Diatas kuburannya pun tidak ada bulan

Tidak, tidak ada lagi
Seluruhnya luruh ke pusat bumi
Menimbun luka
Jika bulan tak lagi diatas kuburan
Untuk apa meratapi kepergian?
Ketika bulan sudah tidak lagi diatas kuburan

Ponggolaka, Sulawesi Tenggara

Sebuah Catatan Singkat (Sisi lain seorang pelajar)

indahsyamsuddin.blogspot.com sebuah blog sederhana yang menggambarkan sisi lain seorang pelajar dengan cara yang juga sederhana. Mengangkat sisi lain seorang pelajar dimana pelajar yang kita kenal adalah pelajar yang setiap hari berkutat dengan buku dan tugas padahal pelajar juga manusia biasa yang penuh dengan serba serbinya dan diungkapkan dalam bentuk sajak dan esay. Disajikan menggunakan kata - kata yang tidak terlalu berat serta mudah diterima.

Tahu kan kalau pelajar itu identik dengan buku dan pelajaran? Ternyata tidak. Kebanyak orang diluar sana jika berpapasan dengan para pelajar dijalanan dan kebetulan dengan perawakan yang sedikit berantakan akan di judge dengan berbagai macam tuduhan mulai dari anak berandalan lah, suka tawuran lah, anak nakal lah, dan berbagai tuduhan - tuduhan yang pastinya itu belum tentu benar.

Nah, melalui indahsyamsuddin.blogspot.com ini kita bisa memberi pemahaman kepada masyarakat kalau Pelajar itu manusia biasa yang butuh re-fresh dan mengenal pelajar dari sudut pandang yang berbeda, jangan berkutat terus dengan buku dan pelajaran seperti sekarang sudah banyak pelajar yang kekinian, kreatif, cerdas, takwa kepada Tuhan, dan yang pastinya bebas narkoba. Disajikan melalui sajak - sajak dan esay yang langsung berasal dari pelajar - pelajar dengan latar belakang kehidupan yang berbeda - beda.

Selain itu melalui indahsyamsuddin.blogspot.com kita juga bisa belajar dengan cara yang sangat sederhana cara menjadi pelajar yang baik. Sebagai pelajar yang baik kita tidak hanya memperhatikan pelajaran tetapi juga lingkungan dan selalu beruasaha menjadi pelajar yang positif seperti tidak merokok, sex bebas, dan segala sesuatu yang membahayakan diri sendiri bahkan lingkungan khususnya lingkungan keluarga.

Teruntuk seluruh pelajar yang sudah berkenan mengunjungi blog saya, yuk kita sama - sama jadi pelajar yang seutuhnya. Bersahabat dengan buku, aktif berprestasi di sekolah, peduli lingkungan, cinta tanah air, dan yang paling penting beriman kepada Tuhan.

Hidup pelajar Indonesia
Hidup pelajar Sulawesi Tenggara
Hidup Indonesia,
Salam.

Kendari, Sulawesi Tenggara
Juli, 2016
Ramadhan, 1437

Minggu, 05 Juni 2016

Pria yang pergi pagi itu

Selamat Malam.
Mungkin saja saat kalian membaca tulisan ini di tempat kalian sedang pagi, siang, atau bahkan sore, tetapi biarlah. Dalam waktu 24 jam saya lebih menyukai waktu malam karena pada waktu itulah kita dapat mengenang seluruh kejadian yang kita alami seharian, entah itu kejadian sedih, senang, memalukan, bahkan sampai mengharukan.

Malam ini saya akan bercerita kepadamu tentang sepenggal kisah hidup dari seorang anak yang lahir 62 tahun yang lalu. Tentang seorang Kakak yang berjuang mati - matian demi kelangsungan dan kesuksesan hidup adik - adiknya, tentang seorang suami yang berusaha keras untuk belajar mencintai dan menyayangi istrinya ditengah rasa kebencian dirinya dan keluarganya, seorang ayah, bapak yang berkorban banyak demi anak - anaknya agar bisa sekolah setinggi mungkin, tentang seorang kakek yang bak motivator untuk kedua cucu - cucunya, tentang pria yang dicintai semua orang, dan tentang hamba Allah yang kembali ke dekapan penciptanya pagi itu dengan tenang dan tanpa menyusahkan orang lain.

31 desember 62 tahun yang lalu seorang anak laki - laki lahir dari rahim seorang perempuan berdarah Bugis. Masa kecil hingga remaja yang harus dilaluinya berbeda dengan orang kebanyakan, ia terpaksa putus sekolah karena harus bekerja demi kelangsungan hidup orang tua dan adik - adiknya hingga sukses sampai sekarang. Ia bekerja serabutan mulai dari pemanjat pohon kelapa, supir antar kabupaten, buruh pabrik, pedagang, sampai pengusaha tambal ban, seluruhnya ia lakukan demi kelangsungan hidup keluarganya.

20 tahun kemudian ia menikah dengan seorang perempuan berdarah Makassar, Pernikahan mereka begitu rumit karena tidak didasari rasa cinta tambah lagi ibu pria ini sangat tidak suka terhadap sikap pemalas istrinya. Pertengkaran sering terjadi sampai pada suatu saat pria ini memutuskan untuk bermigrasi ke pulau Kalimantan bersama istrinya. Kepindahan mereka ternyata banyak mengambil hikmah, pasalnya di sana mereka bertetangga dengan pedagang makanan sehingga istrinya setiap hari berkunjung ke rumah tetangganya untuk belajar segala hal. Mulai dari belajar memasak, mencuci, sampai mengurus seluruh keperluan suami dan rumah tangganya hingga pertengkaran tak pernah lagi terjadi antara keduanya.

Tahun selanjutnya buah cinta pertama mereka lahir yang membuat mereka akhirnya memutuskan untuk kembali ke kampung halaman. Demi melihat perubahan sikap menantunya yang menjadi semakin lebih baik, ibu pria ini pun perlahan - lahan mulai menerima menantunya dengan penerimaan yang baik. Dan pria ini, demi melihat anak pertama dan perubahan istrinya cinta itu perlahan mulai tumbuh dan merekah di hati untuk istrinya, mengingat betapa kuat ia membangun benteng kebencian untuk istrinya, tetapi cinta itu nyatanya lebih kuat dari benteng kebencian dihatinya. keadaan membaik.

Tahun - tahun berikutnya hingga anak ketiganya lahir, ia kembali memutuskan bermigrasi ke Sulawesi Tenggara yang kala itu masih merupakan bagian dari Sulawesi Selatan. Di sana ia membuka usaha bengkel tambal ban demi melihat anak dan istrinya. Ia bekerja keras untuk bisa menjadi ayah, bapak yang baik. Tahun berikutnya, keadaan sudah menjadi lebih baik bahkan sangat baik, mereka mulai membangun rumah yang lebih layak, istrinya pun mulai membuka usaha sebagai pedagang sembako. Kehidupan mereka sudah jauh dari kata layak.
Anak pertamanya berhasil mendapat beasiswa full perguruan tinggi di Gorontalo hingga anak pertamanya berhasil mendapat gelar "Cumlaude".

Ketika anak bungsunya lahir, terbesit dipikirannya bagaimana cara menjadi ayah yang baik? Ia mulai membantu istrinya mengurus rumah dia juga sering bercerita kepada anak - anaknya tentang makna hidup.
Lima tahun kemudian, ia akhirnya menyelesaikan tugasnya sebagai ayah, bapak bagi anak pertamanya. Ia berhasil menikahkan anak pertamanya dengan seorang pria berdarah Bulukumba.
Dua tahun setelahnya, cucu pertamanya lahir yang menambah catatan sejarah kebahagiaannya. Sekarang ia bukan hanya menjadi ayah tetapi seorang kakek untuk cucunya.

Empat belas tahun setelahnya ia mulai menjadikan dirinya sebagai ayah,  Bapak yang baik untuk anak dan cucunya. Setiap kali ia mengunjungi cucunya ia selalu meneteskan air mata, mengingat usaha kerasnya berbuah manis saat ini. Anak keduanya saat ini menjabat sebagai kepala sekolah di salah satu sekolah di Kabupaten Kolaka, anak ketiganya adalah seorang bidan di salah satu rumah sakit swasta di Kendari, dan anak bungsunya adalah salah satu pegiat seni termuda di Sulawesi Tenggara.

Ia selalu bekerja keras tanpa pernah terbesit dipikirannya untuk menyusahkan dan merepotkan orang lain. Ia selalu dicintai oleh semua orang. Terutama istri, anak, cucu, sampai tetangga - tetangga sekitar pemukimannya. Dan bagaimana nasib adik - adiknya? Mereka sukses dengan pekerjaannya masing - masing berkat kerja keras dirinya.

Setahun kemudian tepat pukul 09.00 pagi di usianya yang ke 62 tahun, ia pergi pagi itu dengan tenang dan tanpa menyusahkan orang lain. Ia di jemput ajal dengan penuh kedamaian. Ia meninggalkan orang - orang yang mencintainya untuk bertemu dengan penciptanya sebagai hamba Allah yang setaat - taatnya seorang hamba.

Dan hari ini, tepat 17 tahun usia anak bungsunya sekaligus Ramadhan pertama dirinya tak lagi berpijak di bumi Allah. Rasa kehilangan yang kemudian menjadi kekuatan baru bagi seluruh orang yang mencintainya. Selamat jalan Kakak, suami, bapak, kakek, kelak kita semua akan di pertemukan kepada pencipta kita.

"Ketika kehilangan pada akhirnya menjadi kekuatan baru dan membuka mata kita akan ketidak abadian hidup".

Nur Indah Amelia Syamsuddin
17 tahun, Kendari, Sulawesi Tenggara

Senin, 02 Mei 2016

Pendidikan Kita Hari Ini

Semua anak itu jenius. Tetapi jika kau menilai ikan dari caranya memanjat pohon maka seumur hidup ia akan dianggap bodoh"

- Albert Einstein -

Kutipan sang penemu teori relativitas yang selaras dengan pendidikan kita hari ini, dimana anak yang dinilai pintar hanyalah anak yang mendapat peringkat satu dikelas atau yang memiliki nilai matematika yang tinggi. Atau bahkan anak yang dinilai pintar hanyalah anak yang mengambil kelas IPA (Ilmu Pengetahuan Alam).

Saat ini terlalu banyak siswa dan siswi kita yang mengeluh karena sistem pendidikan kita yang menurut sebagian besar pelajar sedikit "Menekan" mengapa? Karena pendidikan kita hari ini yang lebih mengutamakan belajar, belajar, dan belajar tanpa memperdulikan kondisi psikis para pelajar. Misalnya saja, saat ini jam pelajaran di sekolah bertambah banyak dengan adanya "lintas minat" sedangkan jam istirahat di kurangi. Tahukah kita, contoh kecil tersebut merupakan bagian dari kesenjangan pendidikan? Contoh yang lain adalah jika anak yang mengambil jurusan IPA ( Ilmu Pengetahuan Alam) dapat mendaftar di semua jurusan jika masuk perguruan tinggi sedangkan anak yang mengambil jurusan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) hanya terbatas pada jurusan yang berkaitan saja. Bukankah fakta tersebut adalah juga bagian dari kesenjangan pendidikan?

Belum lagi masalah klasik dunia pendidikan kita yang kian tahun kian marak terjadi bahkan sudah dianggap sebagai hal yang lumrah bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, terdapat siswa atau siswi yang bersikap tidak sopan kepada gurunya. Mengapa? Hal tersebut berkaitan dengan  sistem yang menjauhkan campurtangan agama dalam kehidupan.

Agama hanya dijadikan sebatas pengetahuan dan aturan ritual belaka. Dimana seluruh aturan hidup dibuat berlandaskan keterbatasan akal manusia semata. Akibatnya banyak peserta didik kita yang tidak peduli bahkan tidak tahu menahu tentang tujuan dari pendidikan nasional. menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Hal tersebut terjadi bukan karena sistem kita yang salah, bukan karena sistem kita yang tidak baik, tapi bagaimana cara kita belajar pendidikan agama yang baik serta bagaimana cara kita menciptakan lingkungan yang positif bagi para calon generasi emas kita, generasi muda Indonesia berbakat.

Selamat Hari Pendidikan Nasional
Stop Kesenjangan Pendidikan.

Kendari, Sulawesi Tenggara.

Minggu, 20 Maret 2016

Indah Syamsuddin: Gadis berselimut sorban

Indah Syamsuddin: Marwah Hanurti ; Gadis berselimut sorban

Indah Syamsuddin: sepenggal asa dari kerikil pesisir Moramo Utara

Indah Syamsuddin: sepenggal asa dari kerikil pesisir Moramo Utara

sepenggal asa dari kerikil pesisir Moramo Utara

Tatkala matahari sepenggalan naik
Tampak kontras membelah langit di garis - garis cakrawala
Memantapkan langkah kaki memulai perjalanan yang tidak terlalu jauh juga tidak nampak dekat dipelupuk mata
Membelah jalanan yang panjang membentang menuju pesisir Moramo Utara Sebuah wilayah yang dihimpit karang dan asinnya lautan beserta bakau yang tumbuh bak ilalang liar

Diri ini bak tamu yang disuguhi pemandangan semesta
Yang tampak bertasbih digaris khatulistiwa
Menggema bersama alunan denting palu yang beradu
Bak tentara yang mengangkat senjata
Para wanita paruh baya berpenutup wajah
Mengangkat palu sembari menjemput rezeki 

Sembari berdzikir lepas dhuha
Sembari bercucuran keringat
Sembari memperbaiki penutup wajahnya
Sembari menjemput secuil asa yang tertanam di dalam batu kerikil

Tapi pernahkah mereka mengemis ke senayan??
Pernahkah mereka memberontak di depan wali kota?
Pernahkah mereka telanjang muka di depan para pemegang kekuasaan?

Tidak. Bahkan mereka tidak pernah tahu siapa itu pemegang kekuasaan
Yang mereka tahu hanya bersujud dan berdzikir di waktu matahari sepenggalan naik
Berharap sang pemilik semesta menjatuhkan sekantung uang receh dari langit

Mereka buta akan huruf
Mereka buta akan warna
Mereka buta akan hukum
Tapi ketahuilah mereka tidak pernah buta akan nikmat Tuhan


Tanjung Tiram, Moramo Utara, Konawe Selatan

Rabu, 16 Maret 2016

Gadis berselimut sorban

Marwah Hanurti, 17 Maret dalam aksara (17th)*

Semburan senja memantulkan bayangan gadis dengan sorban yang melingkar dipinggangnya

Berjalan di atas aspal panas dengan lunglai seperti tanpa semangat hidup
Cahaya senja yang menerpa wajahnya meluluh lantahkan seluruh kebahagiaan dipelupuk matanya

Seperti tak pernah merasakan kepedihan
Ia terus berjalan hingga cahaya senja redup lalu mati ditelan hausnya kehidupan jalang aspal panas

Tak peduli malam yang datang dengan pekatnya
Ia terus berjalan menghilangkan beban dipelupuk matanya
Beban yang datang bersama kebahagiaan

Tapi tahukah? Dia mungkin gadis terkuat yang pernah bersemayam di semesta tak ber - Tuhan

Sekelebat kepedihan menghujani hatinya bak hujan asam yang mampu melelehkan besi dan baja
Hati yang terlalu luas mengikhlaskan
Hati yang usianya kini menjejak 17
Hati yang memeluk erat seluruh rasa sakit

Tapi malam yang semakin pekat dan semakin pekat membuatnya luluh dan jatuh tertidur berselimut sorban yang direkatkan dipinggangnya.

Kendari, Sulawesi Tenggara

* Marwah Hanurti, Remaja tangguh yang lahir pada 17 Maret 1999 adalah sahabat, teman, saudara. Tulisan ini 100% terinspirasi dari sosoknya.

Malam jum'at yang berdebu

Burung gagak bertengger dengan anggunnya
menatap tajam dikejauhan
Tampak sebuah rumah yang tidak terlalu besar namun juga tidak terlalu kecil

Bohlam berwarna redup bak lampu diskotek yang hidup lalu mati bergantian tampak jelas terlihat melalui celah daun jendela

Burung gagak bertengger dengan anggunnya di dalam balutan malam jum'at yang berdebu
Menajamkan telinga mendengar
1001 kabar kematian didalam rumah yang tak terlalu besar namun juga tak terlalu kecil

Kematian akan moral
Kematian akan keperawanan di atas janji dan ikrar kepada Tuhan
Kematian akan rasa hormat kepada Orang tua

Burung gagak bertengger dengan anggunnya
Mengatupkan paruhnya seolah ingin menghardik hamba Tuhan tak tahu diri yang bersemayam didalam rumah yang tidak terlalu besar juga tak terlalu kecil

Menghardik kepada sang pemilik rumah yang dengan 1001 cara melempar perkakas rumah tangga tepat mengenai wajah kecil berlumuran dosa di antara dosa - dosa keluarganya

Tak tahan dengan seluruh panca indranya
Burung gagak dengan anggun menengadah ke langit lalu mengepakkan sayapnya pergi

meninggalkan rumah dengan segudang dosa yang tertanam di dalamnya
Membelah kepakatan dan kegelapan malam jum'at dengan jutaan partikel debu tanpa jeda
menyampaikan pesan kematian demi pesan kematian di pundaknya

Kendari, Sulawesi Tenggara

Selasa, 09 Februari 2016

Sajak langit

Hembusan angin menampar lembut wajahku
Meninggalkan bekas merah yang tak kasat mata
Semburat fajar membungkus langit pagi Sulawesi Tenggara
Tatkala kaca dimataku pecah berhamburan
Langit tak seindah dahulu
Yang menampakkan keperawanannya di garis batas cakrawala

Pernahkah kau, aku, kita, dan mereka
Melihat lalu merasakan
Sakit yang dirasakan langit tatkala keperawanannya direnggut begitu saja?
Air matanya yang dulu terasa manis lalu tawar
Kini telah tergantikan dengan pahit lalu asam

Pernahkah dia, kami, dan kalian mendengar dan mengecap
Jeritan langit ketika fajar menjemput senja?
Jeritannya yang memekakkan telinga sanggup memecahkan gelas arak diatas meja seorang pria berkalung sorban yang kalah judi?

Sanggupkah kalian semua mengembalikan keperawanannya?
Asap pabrik yang menguap dari mulut para tukang pukul berkantung tebal bak silet berhasil melukai kulit mulusnya

Cipratan parfum bermerek kualitas pasar yang diobral oleh pedagang berjanggut panjang menjuntai yang telah menyatu dengan berbagai bahan kimia berbahaya

Berbahaya? Mereka terlalu berhati mulia memikirkannya
Diakal dan pikirannya hanya ada pria berkantung tebal yang memaksanya tampil cantik nan centil dihadapannya tanpa memperdulikan cipratan parfum kimia yang merusak keperawanan langit

Sebegitu mudahnyakah merusak langit kota?
Entahlah mungkin hanya merekalah orang - orang pinggiran yang berotak udang pelakunya
Entahlah mungkin juga mereka segerombolan anak adam yang dibawah kendali iblis pelakunya
Entahlah mungkin para remaja penentang agama pelakunya

Entahlah mungkin saja pelakunya adalah manusia - manusia trotoar yang tak tahu malu dan tak tahu terimakasih menggunakan tanah lapang milik pemerintah untuk membuka lapak?
Oh ataukah dia sang pemilik seluruhnya termasuk cinta dan rinduku yang tak pernah terlampiaskan kepada sosokmu yang tiba - tiba meninggalkanku dengan segala angan - angan berlebihan adalah pelakunya?

Kenapa tidak? Dia adalah pemilik
Namanya sudah tercantum diatas surat kuasa kepemilikan yang ditandatangani para pengacara buta dan rakus
Sudah menjadi haknya jika dia sudah lelah mengurus manusia melalui ayat - ayat dan tanda - tanda kekuasaannya yang telah tampak di darat dan di laut
Sudah menjadi kehendaknya jika ia dengan kalimat maka jadilah merusak keperawanan langit lalu memberi pelajaran kepada  hambanya

Sulawesi Tenggara

Minggu, 07 Februari 2016

Miskin di negeri sendiri

Ditulis dan dipublikasikan pertama kali pada event "Sajak - Sajak Anak Negeri Indonesia bersajak 2016 tingkat nasional"

Palang – palang tanda larangan parkir
Yang berdiri anggun ditengah hiruk pikuk jalan raya
Tak kau indahkan

Sampah – sampah yang rupa dan baunya
Menyengat hingga ke istana negara tak kau hiraukan
Karena miskin di negeri sendiri

Anak sekolah semakin malas karena dihantui
Oleh sistem yang mengerikan
Semakin bodoh karena dibodohkan
Oleh sistem yang menyesatkan
Dibebani melebihi batas kemampuannya
Bahkan Tuhan melalui ayat – ayatnya
Tak berani membebani hambanya
Kini kau berani menantang Tuhan
Karena miskin di negeri sendiri

Pelacur – pelacurmu
Bersandiwara dibalik kerudungnya
Membuat layu kembang yang mekar di dada dan pahanya
Kau lumat habis seluruhnya lalu dengan mudahnya kau bayar
Dengan apel merah Washington yang membuatnya histeris
Menggema hingga menyelinap masuk ke senayan
Karena miskin di negeri sendiri

Kemiskinan demi kemiskian
Berganti dengan kemiskinan – kemiskinan yang baru
Akibat kabut asap yang masih betah tinggal bersamamu
Menyesakkan dada dan menyempitkan paru – paru
Karena miskin di negeri sendiri

Kau sumbat hidungmu
Kau cuci tanganmu dengan uang
Kau butakan matamu dengan emas dan tembaga
Lalu kau jual seluruhnya setelah kabut asap hilang lalu pergi

Karena kau takut miskin
Maka pelacur – pelacurmu juga kau jual
Hingga ke luar negeri dengan harga murah bahkan
Lebih murah dari harga sebungkus rokok yang kau guankan
Untuk membuat kabut asap
Karena miskin di negeri sendiri

Berhasil mendatangkan kutukan demi kutukan dari Tuhan
Karena miskin di negeri sendiri
Membuat matahari tak mau terbit di pelupuk matamu

Karena miskin di negeri sendiri

 

Sulawesi Tenggara

Sabtu, 06 Februari 2016

Sajak Entah apa ini

Entah apa ini
Semburat panas mengaliri setiap senti tubuh ini
Membuat kaca di mataku retak nyaris pecah

Entah apa ini
Dingin menyeruak ke dalam nadi
Menembus batas - batas hingga sampai terasa di telapak tangan mungilku

Entah apa ini
senyum yang sejatinya selalu merekah disudut bibirku tak sanggup memerintahkan syaraf di otakku untuk membuatnya

Entah apa ini
Rasa nyeri lagi perih menyelimuti perasaan yang amat dalam bagi pemiliknya

Entah apakah ini
Rasa sakitkah?
Cemburukah?
Bencikah?
Atau entah apalah namanya

Sejenak aku merasa terjebak didalam jiwa orang yang tak kukenali
Bermain peran menjadi dirinya
Berusaha keluar dari rasa yang menyesakkan

Ataukah ini benar diriku?
Diri yang tak tahu menghargai dirinya
Berani mengambil langkah
Menumbuhkan seperempat kecambah di hati dan kebahagiaan sahabtnya

Tahukah kau wahai hati?
Tak bisakah kau memilih
Kepada siapa kau akan menumbuhkan kecambah ini?
Tak bisakah kau mengerti situasinya?
Tak bisakah kau memikirkan segala sesuatunya?

Oh rupanya hati tak pernah salah
Kecambah tak pernah tumbub di tanah gersang
Duri tak pernah terlihat di batang teratai
Air asin tak pernah menjadi air tawar
Matahari tak pernah menjadi bulan
Dan kau
Tak akan pernah menjadi bagian dari seperempat hatiku
Mungkin nanti sampai kau menjadi orang lain

Kamis, 21 Januari 2016

Sajak Lima Belas Hari Yang Lalu

Lima belas hari yang lalu
Kau datang bersama sepucuk surat beramplop biru muda dengan bercak putih
Kau dengan gagah berdiri tepat dihadapanku
Lalu dengan gerakan cepat kau dekatkan bibir merah darah nan tipismu tepat ditelingaku yang dilapisi kain tebal berwarna putih

Lima belas hari yang lalu
Aroma kerinduan seketika menguap memaksa masuk melalui lubang hidungku
Ketika bibir merah darah nan tipisku mendarat mulus ditelingamu yang dilapisi kain tebal berwarna putih
Membisikkan sesuatu kepadamu

Lima belas hari yang lalu
Sesimpul senyum tipis yang kau rajut bersamaan dengan mendaratnya bibir merah darah nan tipismu ditelingaku yang dilapisi kain tebal berwarna putih
Membuat terangsang seluruh kerinduan lalu menguap
Memaksa masuk melalui lubang hidungmu
Sedetik dua detik
Sirna ditelan perputaran waktu

Lima belas hari yang lalu
Sesimpul senyum tipis yang berhasil kurajut diwajahmu akhirnya sirna ditelan perputaran waktu tatkala ku akhiri pendaratan mulus bibir merah darah nan tipisku ditelingamu yang dilapisi kain tebal berwarna putih
Menyisakan bekas merah yang menyatu dengan sejuta partikel kerinduan yang menguap dari kerudung putihmu

Lima belas hari yang lalu
Kau datang kembali sayang
Membawa  sepucuk surat beramplop biru muda dengan bercak putih
Berdiri gagah dihadapanku
Membisikkan kalimat manis dan menyenangkan
Menguapkan seluruh kerinduan dari kerudung putihku

Lima belas hari yang lalu
Kau datang kembali sayang
Merajut harapan - harapan
Merajut kebahagiaan
Merajut senyum indah di bibirku
Tapi tidak dipelupuk mataku

Lima belas hari yang lalu
Kau menghancurkan kerinduanku
Dipelupuk mataku
Kau bunuh dengan tega kebahagiaan dipundakku
Kau butakan pelupuk mataku

Lima belas hari yang lalu
Aku cukup tahu
Rindu yang tak kunjung menguap dari kerudung putihku
Aku cukup paham jarak ini
Jarak yang tidak dekat

Lima belas hari yang lalu
Cukup untuk mengembalikan rindumu yang dititip Tuhan kepadaku
Cukup untuk menyatakan betapa inginnya diri ini dirindukan oleh dirimu
Tapi pantaskah rindu ini menghamba kepadamu
Sedangkan yang pemilik rindu tak kuhambakan diri padanya?
Ah aku lupa satu hal
Sejak lima belas hari yang lalu
Kau yang menghamba kepada yang berhak disembah lalu menyebut namaku dalam bisik - bisik centil yang bahkan malaikat muak dengan seluruh kecentilan bisik itu?

Aku sesungguhnya hanya pelacur kecilmu yang bersembunyi dibalik kerudung putihnya
Karena tak ingin ada yang tahu betapa rindu diri ini akan dirimu, sentuhan tanganmu dan bibir merah darah nan tipismu

Hanya kau dan Tuhan yang tahu
Sejak lima belas hari yang lalu
Aku adalah pelacur kecilmu yang hanya akan kau cicipi dan kau lumat habis baju dan rok abu - abuku dalam do'a dan dalam ikatan halal bahkan dalam sujud - sujud terakhirmu diatas sajadah

Kendari, Sulawesi Tenggara

Sabtu, 16 Januari 2016

Sajak Bangunan Tak Bertuan


Ditulis dan dipublikasikan pertama kali di kantor bahasa Provinsi Sulawesi tenggara dalam Festival komunitas sastra se - kota Kendari


Juni, 1995
Lelaki paruh baya itu
Membeli berbidang – bidang tanah
Menaburkan sejumlah rupiah diatas sengketa
Menciptakan sebuah mahakarya kokoh lagi megah
Yang berdiri tegak mencakar langit Dunia
Mencakar langit sulawesi tenggara

Kini,
Era Soeharto tlah berakhir
Tergantikan oleh reformasi yang setengah demokrasi
Tetapi lihatlah lelaki paruh baya itu berhenti
Berhenti melanjutkan bangunan itu

Lalu mereka,
Mereka hanya mampu memicingkan mata
Menerka – menerka merenggut keperawaan sembari merusak
Tubuh bangunan itu lalu mereka menyebutmu
Bangunan tak bertuan

Lelaki itu?
Lari, lari dengan bayangan tanah bersengketa
Dalam hati betapa inginnya dia
Mengembalikan keperawananmu
Tetapi seluruhnya sudah terlanjur
Kau sudah di Indonesiakan oleh mereka
Karena kaulah yang kini kami kenal Indonesia



Kendari, Sulawesi Tenggara

Selasa, 12 Januari 2016

Cinta dalam perspektif ilmiah dan kacamata agama

Cinta adalah hal yang lumrah dirasakan oleh seluruh mahluk ciptaan Tuhan, bukan hanya manusia tetapi hewan atau binatang pun bisa merasakan cinta. Berbicara tentang cinta tidak akan pernah ada habisnya, mulai dari cinta kepada Allah (Tuhan), orang tua, saudara, teman, sahabat, guru, kekasih, bahkan terhitung cinta hewan peliharaan kepada tuannya.

Secara ilmiah, cinta merupakan reaksi kimia kompleks yang terjadi didalam tubuh. Reaksi dari cinta ternyata sama seperti perasaan lapar dan haus. Hanya saja cinta terasa lebih kuat dan lebih permanen itulah sebabnya cinta disebut sebagai reaksi kimia kompleks yang terjadi didalam tubuh. Sama halnya lapar dan haus, cinta juga merupakan salah satu dari sekian banyak kebutuhan biologis seseorang. selain itu, dikatakan sebagai reaksi kimia kompleks sebab ketik anda jatuh cinta, maka otak akan melepas beberapa zat seperti Pheromone, Dopamine, Norepinephrine, Serotonin, Oxytocin, dan Vasopressin. Semua zat ini memberikan rasa bahagia.

Mengapa seseorang yang sedang jatuh cinta tidak diperbolehkan menjalin hubungan tanpa status yang jelas (pacaran) dalam islam?
Ditinjau dari perspektif ilmiah, selain melepaskan zat Oxytocin, Serotonin, dan lain sebagainya, jatuh cinta juga dapat menghasilkan hormon testosteron (pada laki - laki) dan estrogen (pada perempuan) yang mana kedua hormon tersebut dapat merangsang ketertarikan sexual dalam tubuh. Sehingga jangan heran jika dengan alasan cinta, seseorang menghalalkan ciuman, menghalalkan sex, dan hal - hal lain yang dapat menjerumuskan manusia ke dalam perbuatan zina. Hal tersebut sejalan dengan Firman Allah dalam Q.S. Al - Israa' : 32

Dan janganlah kamu mendekati zina ; seaungguhnya (zina) itu adalah suatu jalan yang buruk

Cinta menurut kacamata agama islam adalah kecenderungan hati terhadap sesuatu. Ketika seseorang telah jatuh cinta kepada orang lain, maka ia akan berbuat apa saja yang disukai oleh orang yang ia cintai dan tidak baginya untuk melakukan hal - hal yang tidak ia sukai. jika tidak demikian maka akan dipertanyakan kecintaanya tersebut. Cinta adalah hal yang sudah jelas dan sudah pasti ada dan akan di rasakan oleh seluruh mahluk ciptaan Tuhan. Sebab banyak sekali firman tuhan yang menyinggung tentang cinta. Cinta juga merupakan kewajiban bagi setiap ciptaan Tuhan yang dalam hal ini cinta kepada Tuhan dan cinta kepada orang tua sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Ali - Imron : 31

Katakanlah (Wahai Rasulullah), Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.

Selain itu rasa cinta yang sangat kuat melekat kepada manusia adalah cinta kepada pasangan, harta benda, anak, dan lain sebagainya. Jika kita memiliki harta maka kita wajib menjaga, mencintai, dan merawatnya, serta menjadikannya bermanfaat di hidup kita dengan rajin bersedekah dari harta tersebut. Bukankah Allah berfirman dalam Q.S. Ali Imron : 14

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.

Faktanya, cinta adalah sesuatu yang rasional  bukan sesuatu yang irasional, dengan kata lain cinta adalah sesuatu yang pasti, yang nyata, dan bukan sesuatu yang abstrak yang tidak dapat diketahui dan dipelajari manusia. Fakta tersebut sejalan dengan firman Allah dalama Q.S. Ar - Ruum : 21

Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir

Karena cinta itu adalah sesuatu hal yang rasional maka dari itu lihatlah kepada siapa kita jatuh cinta, dengan kata lain jika kita sedang jatuh cinta kita memang tidak dapat mengontrol perasaan dengan baik sehingga muncul istilah "cinta itu buta" karena memang nyaris membutakan. Tetapi satu hal yang meyakinkan kita bahwa cinta itu sesuatu hal yang rasional adalah kita bisa mimilih kepada siapa rasa cinta yang kita miliki kita perpanjang masa berlakunya, kepada siapa? Kepada seseorang yang baik akhlaknya dan dapat menuntun kita menuju surga, seseorang yang bisa menjamin seluruh kebutuhan hidup kita, dan kepada seseorang yang baik keluarga dan kehidupan keluarganya.

Jika kita terus berfikir bahwa cinta itu sesuatu yang irasional, tidak diterima oleh akal sehat, dan tidak dapat di jelaskan, maka kita keliru. Faktor kekayaan adat, suku, dan budaya yang terdapat di negeri kita menyebabkan banyaknya ilmu - ilmu mistis (ilmu hitam) yang biasanya digunakan oleh orang - orang yang hidup jauh dari kawasan perkotaan, yakni guna - guna atau di daerah saya dikenal dengan istilah Doti (ilmu hitam). Doti tersebut biasanya digunakan oleh kaum pria tetapi tidak banyak juga kaum wanita yang menggunakannya untuk memikat lawan jenis yang sebelumnya tidak memiliki rasa cinta kepadanya sehingga setelah menggunakan ilmu doti (biasanya diwujudkan dalam bentuk wangi - wangian) rasa cinta itu tiba - tiba muncul dengan sendirinya.

Mengapa hal tersebut terjadi? Selain hormon - hormon yang telah disebutkan yang muncul sebagai reaksi dari jatuh cinta, jatuh cinta juga merupakan reaksi dari tahap awal yakni ketertarikan. Ketertarikan yang di perintahkan oleh otak bermula melalui panca indera manusia, baik berupa indra penglihatan, penciuman, peraba, dan lain sebagainya. Seseorang yang terkena doti, tiba - tiba bisa jatuh cinta diakibatkan oleh ketertarikan melalui panca indera salah satunya indera penciuman akibat wangi - wangian yang biasanya digunakan sebagai perantara bagi penganut ilmu doti.

Sejatinya, tanpa perlu melakukan hal yang seperti itu kita akan tetap menemukan cinta yang sesungguhnya yakni cinta kepada Tuhan sang pencipta dan pemilik cinta yang sebenar - benarnya. Cinta kepada orang tua juga adalah cinta yang hakiki setelah cinta kepada tuhan.

Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Adz Dzariyaat: 49)

Maha benar Allah dengan segala firmannya

Kendari, Sulawesi Tenggara

Sabtu, 02 Januari 2016

What's on 2015?

Terimakasih untuk Tuhan yang masih memberi saya kesempatan untuk bisa bernafas dan bersemayam di muka bumi.

Selamat tinggal tahun yang luar biasa. Ya, 2015 adalah tahun yang luar biasa bagi sebagian besar orang di dunia termasuk saya. Bagi saya 2015 adalah tahun keberuntungan, beruntung bisa merasakan air mata entah itu air mata kebahagiaan ataupun air mata keterpurukan, beruntung bisa bertemu dengan banyak sekali orang - orang hebat yang tidak hanya memberi motivasi, tetapi juga menjadi teman, kakak, bahkan sahabat, beruntung bisa jadi traveler dadakan yang melalang buana ke kampung orang tanpa membawa uang sepeser pun dan hanya mengandalkan rezeki dari Tuhan, beruntung bisa mengecap rasanya menjadi dramawan amatir mewakili kurang lebih 10.000 pelajar yang tersebar di seluruh pelosok Provinsi Sulawesi Tenggara, beruntung bisa menjadi salah satu dari sekian banyak orang yang "Famous" dan berpengaruh di sekolah, beruntung bisa mendapat berbagai penghargaan di bidang seni, dan beruntung bisa menjadi perempuan seutuhnya.
Selain tahun keberuntungan, 2015 juga bagi saya adalah tahun pembelajaran, belajar jadi senior yang baik, belajar jadi muslimah yang Inshaa Allah bisa jadi muslimah paten dunia akhirat, belajar jadi psikolog dadakan yang bukan hanya memberi solusi tetapi juga memberi dukungan, belajar jadi manusia yang semanusianya manusia, belajar jadi warga negara yang baik, belajar jadi anak yang baik bagi ibu bapaknya, belajar jadi penulis yang naik pangkat, belajar jadi wartawan dadakan, belajar jadi bendahara amatir, belajar jadi pelajar yang sedikit malas, belajar jadi model dadakan, dan pada akhirnya saya belajar menjadi hamba Tuhan yang benar - benar menghambakan diri kepada yang berhak di sembah.

Merasakan air mata ;
Air mata keterpurukan, kenapa? karena di 2015 saya untuk pertama kalinya merasakan galau yang luar biasa menekan dan meninggalkan bekas luka yang cukup dalam di hati saya. Kehilangan senior - senior saya ketika ramah tamah pelulusan dan di saat yang bersamaan saya juga kehilangan sebagian kepingan hati saya yang 4 tahun lamanya mekar dan pada akhirnya harus membuatnya layu dalam lingkaran keterpurukan.

Air mata kebahagiaan?
2015 memang penuh kejutan. Disaat yang bersamaan saya juga merasakan air mata kebahagiaan, pasalnya untuk pertama kali saya mendapat panggilan "Kak" yang merupakan tembok besar pembatas antara senior dengan juniornya. Menjadi panitia masa orientasi siswa yang katanya ter "kejam". 


Alumni Bengkel Sastra 2015


 Bertemu orang - orang hebat?
Ya Sulawesi tenggara ternyata menyimpan jutaan misteri di balik kegiatan pertambangannya yang terkenal menyisakan decak kagum bagi yang mengetahuinya. Dan untuk pertama kalinya saya mengetahui bahwa banyak sekali manusia - manusia hebat yang sudah terkenal hingga ke pelosok negeri asal Sulawesi Tenggara. Salah satunya adalah saya berhasil bertemu seorang dramawan profesional, penulis, sutradara terbaik dari bumi anoa. Sayapun tidak hanya sekali bertemu tetapi kami bertemu kurang lebih tiga bulan lamanya karena dia adalah mentor saya yang membuat saya mendapat penghargaan sebagai dramawan amatir di Sulawesi Tenggara. Saya juga bertemu dan bahkan kami sering berkomunikasi hingga sekarang, seorang mahasiswa sukses dengan sejuta daya tariknya yang membuat saya berdecak kagum atas segudang prestasi yang ia dapatkan. Dia adalah pengurus pelajar nahdatul ulama provinsi Sulawesi Tenggara, penulis, pengurus ikatan himpunan mahasiswa matematika (IKAHIMATIKA) wilayah VI, dan duta bahasa provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2011. Saya juga pernah bersua dengan ketua - ketua forum komunitas sastra se- Sulawesi Tenggara. KASUBAG Kurikulum dan kemadrasahan kementerian agama Sulawesi Tenggara yang selalu memiliki jawaban atas keresahan hati saya sebagai pelajar. Kepala kantor wilayah kementerian agama Sulawesi tenggara yang sangking akrabnya saya sudah di anggap anak sendiri oleh beliau. Kepala sekolah saya yang banyak menginspirasi sejak wawancara yang berdurasi hampir dua jam. Dan banyak lagi orang - orang hebat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.



kawasan Palagimata / kantor walikota BauBau

Traveler dadakan?
Awalnya saya hanya menjadi 1 dari 5 orang yang mendapat tugas langsung dari kepal Madrasah untuk melakukan study banding mengenai usaha kesehatan sekolah (UKS) di kota yang berselogan "BauBau kota semerbak" didampingi oleh 7 orang guru maka berangkatlah kami ke tanah wolio. Berangkat ke sana saya benar - benar tidak membawa uang sepeserpun tetapi rezeki Tuhan selalu menyertai orang - orang yang sabar. 


                                 Kawasan perumahan "Banua Tada" Benteng Keraton Buton 
 
Setibanya kami di sana, kami menginap di hotel yang bisa dibilang sudah lebih dari cukup dan lokasinya tepat menghadap pantai kamali. Makan? Geratis! Geratis sodara - sodara! Ternyata konsumsi kami di bayar negara, Alhamdulillah. Selanjutnya kami berkunjung ke sekolah - sekolah yang luar biasa. 


                                                   "Jangkar" Benteng Keraton Buton

Di sana kami disambut oleh tari - tarian dan kamipun berasa sebagai tamu penting negara. Petualangan berkeliling kota BauBau serasa jadi bolang (Bocah Hilang) pun dimulai. Mulai dari menjejakkan kaki di keraton butan yang menjadi objek wisata sekaligus ikon kota BauBau, kawasan para pejalan kaki dan pencinta sepeda "KotaMara Green City", memasuki kawasan perumahan Banua Tada (rumah tradisional masyarakat buton) mengecap rasanya menjadi gadis muna alias kalambe wuna


                                                                  KotaMara Green City

wisata kuliner makanan khas buton ikan lure asap dan kasuami dan terakhir plesir mencari jejak misteri ekor naga yang kepalanya ada di pantai kamali dan ternyata ekornya ada di kantor walikota, after that pulang ke kendari membawa pengalaman yang akan di bagi kepada kawan - kawan dan pastinya membawa pulang ilmu yang Inshaa Allah bermanfaat bagi bangsa dan negara.


Menjadi perempuan dan muslimah seutuhnya?
Untuk pertama kalinya saya benar - benar menutup aurat seutuhnya terjadi di 2015. Saya mulai menutup aurat ketika di dalam rumah terjadi di 2015. Banyak hidayah yang saya dapatkan berkat masuknya saya ke Ma'had ilmi (Asrama). Di sana saya mendapat ilmu bagaimana caranya menjadi muslimah dan menjadi perempuan yang seperempuannya perempuan. Tiga bulan saya bertahan di sana sudah cukup membentuk karakter saya menjadi perempuan yang lebih baik. Bahkan di sana saya juga di ajarkan bagaimana menjadi istri dan ibu yang baik di masa depan.


Famous, berpengaruh, dan jadi senior yang baik di sekolah?
Pelantikan pengurus osis periode 2015/2016, jadi panitia masa orientasi siswa, dan jadi panitia latihan kepemimpinan siswa yang keduanya membuat saya mendapat predikat senior ter "kejam" cukuplah membuat saya famous dan berpengaruh di sekolah. Menjadi master of ceremony (MC) jika ada acara penting di sekolah maupun di kantor wilayah kementerian agama Sulawesi Tenggara, seluruhnya terjadi di 2015.


Hamba Allah?
2015 membawa banyak hidayah di hidup saya, menghambakan diri sepenuhnya kepada yang berhak disembah adalah hidayah luar biasa yang saya rasakan di 2015.
Finally apa yang kita semua alami di 2015 pada hakikatnya hanya akan menjadi sejarah yang kelak akan kita ceritakan kepada anak cucu kita di masa depan, begitu pula 2016 dan tahun - tahun yang akan datang selama kita masih di beri kesempatan oleh Tuhan untuk hidup dan bernafas secara geratis. 

Selamat datang tahun baru tahun yang semoga pengalaman hidup bertambah bertambah dan terus bertambah dan pasti akan banyak lagi kejutan - kejutan kecil yang Tuhan berikan kepada kita.




Tanah Wolio, Bumi Anoa